Capital Pemuda terhadap dunia Sosial
============================
Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwasannya pemuda adalah manusia yang bila mana dilihat atau dikategorikan menurut umurnya berada antara 15 – 30 tahun, pada umur ini biasanya disebut masa transisi untuk menuju ke status kedewasaan. Setiap pemuda mempunyai pola pikir yang berbeda-beda dan mudah terpengaruh, dikarenakan jiwa mereka yang tidak terlalu kuat. Keragu-raguan mengambil keputusan akibat menerima tekanan sosial yang berlebihan sering dijumpai oleh kaum muda sangat sering ditemui akibat kurangnya capital (modal) yang mereka dapat untuk menguatkan jiwa mereka, dimana capital atau modal dalam lingkup pemuda saat ini berguna bagi kehidupan kedepannya.
Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwasannya pemuda adalah manusia yang bila mana dilihat atau dikategorikan menurut umurnya berada antara 15 – 30 tahun, pada umur ini biasanya disebut masa transisi untuk menuju ke status kedewasaan. Setiap pemuda mempunyai pola pikir yang berbeda-beda dan mudah terpengaruh, dikarenakan jiwa mereka yang tidak terlalu kuat. Keragu-raguan mengambil keputusan akibat menerima tekanan sosial yang berlebihan sering dijumpai oleh kaum muda sangat sering ditemui akibat kurangnya capital (modal) yang mereka dapat untuk menguatkan jiwa mereka, dimana capital atau modal dalam lingkup pemuda saat ini berguna bagi kehidupan kedepannya.
Untuk menguatkan jiwa-jiwa pemuda pada masa transisi ini diperlukan capital yang sesuai dengan lingkungan atau arenanya, baik capital intelektual, capital ekonomi, capital religious, capital budaya dll, yang dimana secara keseluruhan capital ini saling berketergantungan. Misalnya pemuda yang ingin sukses dibidang pendidikan harus mempunyai capital intelektual, pemuda yang ingin sukses dibidang ekonomi harus mempunyai capital modal materi (uang), yang ingin sukses dibidang religious harus mempunyai capital iman atau agama, dan yang ingin sukses dibidang budaya harus mempunyai capital jaringan.
Untuk menggerakkan atau mengsukses suatu bidang atau lingkungan bagi para pemuda transisi diperlukan hubungan antara modal atau capital-capital tersebut. Misalkan jika ingin sukses atau menggerakkan arenanya di bidang pendidikan, pemuda tersebut harus mempunyai capital intelektual diamana dia harus bisa menguasai bidang keilmuan yang ia geluti dalam dunia pendidikan namun ia harus mempunyai capital lain untuk menopang dalam menggerakkan arena/ lingkungannya, karena untuk membutuhkan pendidikan yang layak ia membutuhkan capital ekonomi agar mampu bersekolah, membeli buku dll, juga membutuhkan capital religious/ iman untuk mempertahankan keteraturan dalam menata intelektualnya, dan tidak hanya itupula karena untuk melejitkan kemampuannya dibidang pendidikan ia juga mesti memiliki capital budaya atau jaringan untuk mendapatkan hal-hal baru/ pengetahuna baru dan tidak hanya berdiam sendiri ditempat.
Jadi saya menyimpulkan bahwa pemuda pada masa transisi harus mampu mengolah kemampuan dalam bidangnya atau arena yang ia mainkan/ kelola untuk mendapatkan keberhasilan dengan memilki capital yang sesuai dengan bidangnya dan capital-capital lainnya sebagai penopang, karena semua pasti saling berhubungan.
0 komentar:
Posting Komentar