Memahami Revolusi Mental
Saya ingin menyampaikan beberapa poin poin penting untuk memahami Revolusi Mental. Berikut saya paparkan :
Bung Karno pernah mengutarakan istilah Revolusi mental pada 17 agustus 1956.
Kelenturan mental, yaitu kemampuan untuk mengubah cara berpikir, cara memanfang, cara berprilaku/bertindak juga di pengaruhi oleh hasrat.
Kekeliruan memahami pengertian mental seolah-olah perubahan mental hanyalah soal perubahan moral yang tidak ada hubungannya dengan hal-hal ragawi seperti soal-soal structural ekonomi, politik, dsb.
Kekeliruan itu terungkap dalam omongan kita sehari-hari dimana kita mengatakan “wah, ini masalah mental pelakunya” atau “tidak, itu masalah struktur” akibatnya interaksi keduanya terasa putus.
Kekeliruan itu dapat di koreksi dengan hubungan integral antara “mental pelaku” dan “struktur sosial” yang terjembatani dengan memahami kebudayaan sebagai pola cara berpikir, cara merasa dan cara bertindak yang terungkap dalam praktek kebiasaan sehari-hari.
Tak ada ekonomi politik tanpa kebudayaan, dan sebaliknya tak ada kebudayaan tanpa ekonomi dan politik
Kebudayaan mempunyai lapisan fisik/material karya cipta manusia termasuk system pengetahuan yang melandasinya.
Operasionalisasai Revolusi Mental :
Revolusi mental melibatkan semacan strategi kebudayaan,.. yang berperan member arah bagaimana kebudayaan akan ditangani, supaya tercapai kemaslahatan hidup berbangsa
Revolusi mental mengarah ke transformasi besar yang menyangkut corak cara-berpikir, cara merasa dan cara bertindak kita
Revolusi mental sebagai strategi kebudayaan adalah menempatkan arti dan pengertian kebudayaan ke tataran praktek hidup sehari-hari.
kebudayaan mesti dipahami bukan sekedar seni pertunjukan, pameran, kesenian, tarian lukisan atau celoteh tentang moral dan kesadaran, melainkan sebagai corak/pola cara berpikir, cara merasa dan cara bertindak yang terungkap dalam tindakan praktik dan kebiasaan kita sehari hari
Apa yang dibidik Revolusi mental adalah transformasi etos, yaitu perubahan mendasar dalam, cara berpikir, cara , merasa dan cara mempercayai, yang semuanya menjelma dalam perilaku sehari-hari
Revolusi mental dapat dimasukkan kedalam strategi pendidikan sekolah, di tempuh melalui siasat kebudayaan membentuk etos warga Negara dan membuatnya menubuh “menginternalisasikan”,,, dengan demikan landasan kebangsaan Indonesia tidak berdiri dan didirikan di atas prinsip kesukuan , keagamaan atau budaya tertentu.
Sebagai contoh jika gagasan Indonesia yang mau dikembangkan adalah Indonesia yang bebas korupsi maka keutamaan yang dididik adalah kejujuran, jika sasarannya kebinekaan maka yang dididik adalah pengakuan hormat pada keragaman budaya, agama suku/etnisitas dll, jika kepemimpinan maka yang dikembangkan adalah tanggung jawab…!
Proses pendidikan mesti bermuara ke corak kebiasaan bertindak
Revolusi mental yang paling dibutuhkan adalah pengetahuan praktis-transformasi pada tataran kebiasaan bertindak sehari-hari para warga Negara dalam lingkup dan skala seluas bangsa.
Ibarat seseorang yang mahir berenang, dia tidak lagi memikirkan ritme gerakan tangan dan kaki. Karena gerakan itu telah menjadi bagian dari dirinya ketika berada didalam air.
Harapan Perubahan :
Revolusi mental harus menjadi gerakan kolosal berskala nasional dan perilaku sosial setiap individu menjadikan keutamaan warga Negara sebagai kebiasaan.
Kita tidak perlu menunggu adanya kebijakan. Silahkan memulai dengan perubahan dan penyusunan siasat yang berfokus pada transformasi cara hidup sehari-hari kelompok2 warga Negara.
Revolusi mental juga tidak akan terjadi dengan kotbah moral, serta tidak terjadi denga berbagai seminar dan pertunjukan. Semua itu cenderung menjadi slogan, karena yang dibutuhkan adalah menaruh arti kebudayaan kedalam proses perubahan ragawi menyangkut praktik dan kebiasaan hidup sehari-hari pada lingkup dan skala sebesar bangsa.
Civil society adalah gerakan para warga Negara (citizens) untuk melakukan transformasi secara berkelanjutan bagi pemberadaban hidup bersama yang bernama Indonesia. Itulah Revolusi Mental.
Oleh karena itu saya menekankan kembali bahwasannya :
Saya menyampaikan bahwa perubahan sosial itu perubahan mindset dan budaya. Dan itu harus berlangsung secara terus menerus.
Yang menyebabkan kehilangan mental adalah penyakit individualism, nihilism dan sinisme karena kebudayaan tersebut membunuh kepribadian nasional bangsa Indonesia yang berdasarkan kolektivisme dan gotong-royong. Semua ini menanamkan jiwa pengecut, penakut, lemah dan tidak percaya diri kepada rakyat Indonesia dalam bertindak dan berbuat.
Esensi Revolusi mental adalah perombakan cara berfikik, cara berjuang/kerja, dan cara hidup agar selaras dengan kemajuan dan tuntutan revolusi nasional. Suatu gerakan yang menggembleng manusia Indonesia agar menjadi manusia baru.
Tujuan besar revolusi mental adalah 1/ menanamkan rasa percaya diri pada diri sendiri dan kemampuan sendiri, 2/ menanamkan optomisme dengan daya kreatif di kalangan rakyat dalam mengjadapi rintangan dan kesulitan-kesulitan bermasyarakat dan bernegara.
Revolusi mental bukanlah pekerjaan satu-dua hari, melainkan sebuah proyek nasional dan terus menerus. Karena memperbaiki mental suatu bangsa tidak akan selesai dalam satu hari. Tidak seperti orang ganti baju yang dilakukan sekali dan langsung tuntas, melainkan denga melakukannya cara berulang-ulang.
0 komentar:
Posting Komentar